KAKI meminta bos Danantara selamatkan PT Pos
Kondisi PT pos Indonesia tidak jauh lebih baik dari semenjak isu kebangkrutan beberapa tahun lalu.
Padahal pemerintah membuka "jalan" bisnis yang tidak terbatas kepada PT Pos . Mulai dari pengantaran dokumen resmi yang bekerja sama dengan instansi pemerintah, pembagian bantuan pemerintah, sampai kargo Haji di Arab Saudi. Tidak heran jika suatu saat nanti muncul, pengiriman bahan kontruksi dan merambah ke pengiriman alat berat saking beragamnya bisnis PT pos. Bahkan banyak BUMN yang "cemburu" dengan perlakuan istimewa kepada PT pos. Tapi hasilnya tetap tidak ada, PT pos tetap menuju kehancuran.
Solusi liar dari manajemen PT pos malah menimbulkan polemik, dari pembelian robot, penghapusan pensiun sampai sistem kemitraan yang tentu saja bertentangan dengan prinsip yang dianut, "kesetaraan". Hilangnya kesempatan berkarir bagi pekerja BUMN beralih ke perjanjian pragmatis yang tidak terikat.
Berubahnya pengelolaan BUMN dari Kementrian ke Danantara diharapkan bisa memaksimalkan potensi BUMN yang saat ini Danantara dipimpin secara profesional dengan anggota yang memiliki rekam jejak mentereng dan menakjubkan. Jabatan bos BUMN bukan lagi sekedar "titipan" atau hanya mengisi tempat kosong tapi kembali membuat BUMN berkontribusi pada negara.
Tahun pertama perjalanan Danantara akan menjadi tahun yang paling berat. Karena harus mewarisi berbagai macam masalah yang sudah ada sebelumnya, membuat landasan dan acuan pengembangan, memisahkan pola pengelolaan dari negara menjadi entitas yang berdiri sendiri yang tidak bergantung pada APBN, mentransformasi pengelolaan kekayaan yang administratif menjadi lebih dinamis dan juga merubah sistem kerja yang sebelumnya BUMN memiliki "pegangan" masing masing dan tercampur dengan keputusan politik disetiap menjalankan bisnisnya, menjadi 1 entitas dibawah Danantara sehingga bisa terjalin sinergis antara berbagai BUMN tanpa harus ada lobi lobi politik.
Untuk itu dibutuhkan sosok pemimpin BUMN yang bisa fokus bertranformasi dan beriringan bersama Danantara, bukan sisa sisa oknum masalalu yang koruptif, merasa punya kuasa dan malas bekerja. Danantara harus memulai dengan Kepercayaan dan Harapan yang akan disampaikan kepada publik.
penunjukan pemimpin BUMN harus juga menjadi perhatian. Bukan hanya kemampuan, rekam jejak, dan integritas. Tapi juga menimbang visi misi dalam menjalankan bisnis nya kedepan.
Jangan lagi ada "PT pos" yang lain, yang tetap sekarat walau sudah dimanja, Karena perilaku dari petingginya.
Seberapapun PT pos coba diselamatkan oleh pemerintah tidak akan berhasil kalau akar masalah tidak selesaikan yaitu Korupsi. Seperti pada kasus Manipulasi Kargo Haji PT pos.
Masalahnya korupsi di PT pos sudah mencapai operasional, bukan lagi hanya kongkalikong petinggi yang punya kuasa.
Untuk itu Komite Anti korupsi Indonesia meminta bos Danantara untuk menyelamatkan PT pos. Dari cengkraman oknum oknum koruptor yang menggerogoti dari dalam, untuk melepaskan pengaruh koruptor yang bukan hanya menghancurkan BUMN tapi segenap pegawai yang selama ini setia membangun PT pos dengan kerja keras dan kejujuran.
Untung rugi biasa dalam bisnis, tapi perilaku koruptif seperti virus dalam diri.
Arifin Nur Cahyono
Komite Anti Korupsi Indonesia



